Posted by : Unknown
Minggu, 01 September 2013
Aparat berwenang Libia telah menangkap beberapa tersangka pelaku serangan Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan duta besar AS untuk Libia.
Duta Besar AS John Christopher Stevens tewas dalam serangan di Konsulat AS di Benghazi, Libia, pada Selasa malam (11/09).
Konsulat Amerika Serikat di kota Benghazi dibakar oleh orang-orang bersenjata yang membawa granat roket.
Kekerasan di Benghazi terjadi menyusul unjuk rasa di Mesir yang menentang sebuah film tentang Nabi Muhammad yang dibuat oleh warga AS.
Dua warga Kristen Mesir yang tinggal di AS dilaporkan mempromosikan film yang disebut menghina Nabi Muhammad tersebut.
Protes serupa telah menyebar di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara, yang kemungkinan akan berlanjut pada Jumat (14/09) ini.
Sejumlah kelompok Islam telah menyerukan "pawai yang melibatkan jutaan orang" di ibu kota Mesir, Kairo.
Presiden AS Barack Obama telah berjanji melakukan apapun yang diperlukan untuk melindungi warga negara AS di luar negeri.
Dia juga mendesak pemerintah di negara yang terjadi kerusuhan soal film ini bertanggungjawab untuk menjamin keamanan warga asing.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih menyatakan, Presiden Obama berterima kasih kepada Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi yang mengutuk serangan terhadap Kedutaan AS di negara itu dan berjani melakukan penyelidikan.
"Presiden Obama menyatakan penghargaannya atas kerjasama yang ditunjukkan Yaman dan menekankan betapa pentingnya kerja sama untuk memastikan keamanan warga AS ke depan," kata pernyataan itu.
Aksi-aksi liar
Di Benghazi, hasil penyelidikan sementara otoritas AS dan Libia menunjukkan, pelaku serangan konsultas AS dilakukan secara terkoordinasi dan kemungkinan dilakukan kelompok militan bersenjata.Protes berlanjut
Sementara itu, protes menentang film tentang Nabi Muhammad yang dibuat oleh warga AS itu kemungkinan besar akan berlanjut pada Jumat.Warga Benghazi, Libia, mengutuk serangan atas Konsulat AS di kota itu.
Di Yaman, demonstran sempat menyerbu bagian depan kantor Kedutaan besar AS di Sanaa, Kamis (13/09) dan membakar bendera AS, sebelum dihadang aparat keamanan.
Juru bicara Gedung Putih mengatakan, semua staf yang bekerja di kedutaan telah diamankan.
Sedangkan di Mesir, 224 orang terluka akibat unjuk rasa yang berakhir bentrok dengan aparat keamanan Mesir di luar kedutaan besar AS di Kairo.
Di Mesir, ajakan untuk unjuk rasa menentang film tersebut kembali disuarakan.
Presiden Mesir Mohammed Mursi mengataka, dia menolak "serangan atau penghinaan" terhadap Nabi Muhammad, namun dia mengimbau warganya untuk tetap tenang.
Protes dalam skala kecil l juga terjadi di Bangladesh, Irak, Maroko, Sudan dan Tunisia, dan keamanan telah ditingkatkan di semua kedutaan dan konsulat AS di seluruh dunia.
Menlu AS Hillary Clinton telah mengutuk film yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad sebagai "menjijikkan" dan "tercela", namun dia mengatakan, hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk melakukan aksi kekerasan.